Tidak tersedia versi lain

• HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN 2024
  Stres merupakan suatu reaksi fisik dan emosional yang dialami seseorang akibat dari ketidaksesuaian antara tuntutan yang dihadapi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasinya. Reaksi ini dipicu oleh faktor eksternal atau faktor internal yang disebut stressor. Saat ini, menurut World Health Organization (WHO), stres menduduki peringkat ke-4 sebagai penyakit yang umum terjadi di dunia. Stres dapat berdampak negatif terhadap berbagai aspek kesehatan, termasuk pola makan seseorang, yang pada akhirnya memengaruhi terhadap perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antara tingkat stres dengan IMT. Metode penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan tahun angkatan 2023, 2022, 2021 dan 2020 dengan subjek penelitian berjumlah 80 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan melalui kuesioner Perceived Stress Scale -10 (PSS-10) untuk menilai tingkat stres dan dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk menentukan IMT. Hasil analisis berdasarkan karakteristik responden pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan usia terbanyak yaitu pada usia 22 tahun dan angkatan yang paling banyak berkontribusi berasal dari angkatan tahun 2023 dan 2022. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan berada pada tingkat stres sedang sebanyak 61 orang (76,3%) terutama angkatan 2020 yang sedang menjalani Co-Ass sedangkan hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan berada dalam kategori normal sebanyak 38 responden (47,5%). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan Indeks Massa Tubuh dengan hasil p-value (P> 0,05). Kata Kunci: Kesehatan Mental, Tingkat Stres, Indeks Massa Tubuh